I miss You Dad
Tujuh tahun sudah aku kehilangan dan tidak mersakan kasih sayang seorang ayah. . .
Nama aku Muhammad Zulmi Wijiyanto, umur ku 18 tahun dan terlahir dari keluarga sederhana penuh kebahagiaan, aku memiliki seorang pahlawan dan pelindung yaitu Ayah ku RM.A.Riyanto lahir 24 juni 1954 mungkin hampir 60 thun lebih, kalau sekarang masih berada di sisiku, waktu kecil aku selalu di manjakan oleh ayahku, selalu menghabiskan waktu bersama-sama ketika hari libur, bagi diriku hari sabtu dan miggu itu adalah hari Ayah, dimana ayah pulang dari kerjanya sungguh bahagianya ketika hari itu datang. Setiap hari minggu aku selalu di ajak untuk olahraga pagi sama ayah di alun-alun kota, aku selalu bangun duluan sebelum ayah.
Ayahku mengalami kecelakaan ketika mau berangkat kerja dan harus di larikan Ke RSUD, betapa keluarga ku sedih dan menangis, bulan pun berganti akhirnya ayah sembuh dan harus rawat jalan, ayah kembali kerja seperti biasanya, Ayah pulang kerumah hari Rabu begitu cepatnya yang aku rasakan, tapi tidak apalah aku senang ayah begitu pulang cepat, hari berganti waktunya ayah kembali berangkat untuk kerja, masih ingat dalam benak ku sebelum ayah berangakat, ayah ngasih uanh Rp10.000 begitu wangi uang itu seperti pakai parfum dan aku mencium tangan sambil menghatarkan ke depan pintu. . .
Hari Jum'at pun datang, tidak sabar aku menunggu ke datangan ayah pualang lagi kerumah karena hari itu udah saatnya kumpul keluarga. Aku bersemangat untuk sekolah pagi Jum'at itu. . .
tetapi tiba-tiba aku merasakan tidak enak hati, ketika istirahat pun tiba-tiba aku memikirkan "Tahun depan siapa yah, yang mendatangani raportku" dalam pikiranku, aku aneh kenapa tiba-tiba kepikiran begitu, sudah pasti yah Ayah yang mendatangi raportku, (bicara dalam hati), bel pulang pun berbunyi waktunya aku pulang, tapi tidak biasanya aku duduk-duduk dulu pemakaman serbang sekolah bersama sodara dan teman-teman ku sambil ngobrol, sudah waktunya pulang. . .
Terjadi suatu ke anehan ketika aku sudah turun dari jalan, teman-teman ku yang sudah pulang duluan dari tadi, melihatku sambil diam dan menangis "sodara ku bertanya kalian kenapa.?? Ayah, !!! soadara ku berpikiran kepada ayahnya. Sodara ku lari sambil nangis di sangka ayahnya meninggal, dan aku melihat ibunya menagis histeris (bibi), ketika aku datang ke rumah mampir ke sodaraku sungguh tidak percaya yang aku dengar bagaikan petir dia siang bolong bibiku memberitau kalau ayahku telah tiada, sugguh syok aku segara lari sambil pulang kerumah, di jalan aku melihat Ua, dan ketika datang kerumah sungguh ramai aku masuk kerumah semua di dalam pada menangis kencang ketika aku datang, Ibu dan kaka ku memeluku sambil menangis, aku bertanya sambil terdesa bercampur air mata.
Aku : Ibu ada ini, kak ada apa.??
Kaka : Zul, ayah telah tiada, ayah meninggal.!!!
Aku menagis dan sungguh tidak percaya hari itu adalah hari yang paling menyedihkan bagi diriku, semua di dalam rumah menangis melihat aku menagis, aku duduk di sudut kamar menagis kencang sambil di peluk kaka perempuan ku, kaka ku mencoba untuk menenangkan ku, dalam pikiranku sungguh tidak percaya pemberian uang itu adalah pemberian terakhir.
Siang menjelang, suara sirene ambulance begitu terdengar kencang hingga aku menagis histeris, waktunya untuk di solatkan, aku melihat terakhir kalinya ketika di bukakannya kain kafan, begitu bahagia sambil tersenyum ayah. Subhanallah. . . tidak kuasa aku dan keluarga menahan air mata.
Malam sabtu di mana ayah suka ada di rumah, kini tiada. . . aku cuma bisa menagis di kamar bersama kaka ku yang masih belum percaya, hari berganti hari aku setiap sore aku selalu duduk di pos dekat makam ayah, sambil mengenang kenangan ayah.
Tahun berlalu dan aku sudah bisa membiasakan diri hidup tanpa seorang ayah yang selau menyemangatiku, dan aku sering berfikir semua sama dengan diriku, ketika maen ke rumah teman ada ayahnya yang selalu menanyakan keadaan sekolah, aku suka sedih karena mengingat ayah.. . .
Apalagi kalau sudah ikut acara dan di puncak akhir selalu ada renungan, yang alur ceritanya persis apa yang aku alami. . .
:'(
Aku hanya bisa, mendo'a kan untuk ayah, dan sekarang aku mau menjalankan amananya Untuk lanjut kuliah ketika sudah lulus Smk itu yang di sampaikan sama ibu, pesan ayah waktu dulu untuk ku. . .
Doa kan, aku ayah semoga bisa menjalankan amanah mu, aku percaya ayah selau bersama ku
I MISS YOU DAD. . .
:*
Satu pesan dari ku "Jangan pernah terlalu sibuk kumpul dengan teman-teman atau terlalu menyayangi pacar, perbanyaklah kumpul bersama orangtua dan sayangilah, semua itu akan hilang ketika mereka sudah tiada yang ada hanyalah penyeselan karena semasa hidupnya, banyak main di luar"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar